ARTICLE AD BOX
Jakarta, Malut Pos - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping membahas tentang langkah membangun hubungan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, prospek kesepakatan tenteram untuk mengakhiri perang di Ukraina, dan support kuat Moskow terhadap posisi Beijing mengenai Taiwan.
Melansir Reuters pada Rabu (22/1/2025), Xi dan Putin mengusulkan pendalaman lebih lanjut kemitraan strategis antara negara mereka nan membikin Barat khawatir. Keduanya berbincang selama satu jam 35 menit melalui panggilan video setelah Trump dilantik sebagai presiden AS pada Senin.
"Xi dan Putin telah menunjukkan kemauan untuk membangun hubungan dengan Amerika Serikat atas dasar saling menguntungkan dan saling menghormati, jika tim Trump betul-betul menunjukkan minat dalam perihal ini," kata ajudan kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan di Moskow.
"Juga dicatat dari pihak kami bahwa kami siap untuk berbincang dengan pemerintahan baru AS mengenai bentrok Ukraina."
Ushakov mengatakan Putin menginginkan perdamaian jangka panjang di Ukraina, bukan gencatan senjata jangka pendek, tetapi kesepakatan apa pun kudu mempertimbangkan kepentingan Rusia. Tidak ada usulan unik untuk menelepon Trump nan telah diterima, katanya.
China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" pada bulan Februari 2022 ketika Putin mengunjungi Beijing, beberapa hari sebelum dia mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina. Putin dalam beberapa bulan terakhir menggambarkan China sebagai "sekutu".
Putin berbincang dari kediamannya di Novo-Ogarevo di luar Moskow dan Xi berbincang dari Balai Agung Rakyat di Beijing. Mereka saling memanggil "sahabat karib", dan Xi memberi tahu Putin tentang panggilan telepon dengan Trump pada Jumat tentang TikTok, perdagangan, dan Taiwan.
Trump mengatakan dia bakal bersikap keras terhadap China dan berbincang kepada Putin tentang mengakhiri perang di Ukraina. Dalam sambutannya kepada wartawan setelah pelantikannya, Trump mengatakan Putin kudu membikin kesepakatan untuk mengakhiri perang lantaran bentrok tersebut menghancurkan Rusia.
Sementara itu, Xi telah menyerukan perundingan untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menuduh AS mengobarkan perang dengan pasokan senjata ke Kyiv, nan mengatakan siap untuk mencari solusi nan dinegosiasikan nan menghormati kepentingannya.
AS menganggap China sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara-bangsa terbesarnya.
China adalah konsumen daya Rusia terbesar, dan pasar ekspor minyak tunggal terbesar bagi Rusia, kata Putin, seraya menambahkan bahwa mereka bakal terus maju dengan kerja sama dalam perihal reaktor neutron sigap dan pemrosesan ulang bahan bakar nuklir.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Mau Tangguhkan Blokir Tiktok Usai Disahkan Mahkamah Agung
Next Article Pilpres AS Trump Vs Harris, Ini 'Pilihan' Putin-Xi Jinping-Netanyahu